Jumat, 26 Juli 2013

Sudut Cermin Impian

Bismilillah


 Asslamu'alaykum???
Khayfa Haluq? 
Ana Bik Khoirr 
Wa Anti?

Langit yang hitam pekat ini, seperti biasa tak terdapat bintang tapi tetap dingin ingin menusuk relung-relung qalbu. Beberapa menit lalu, daku sempat menghubungi beberapa orang yang sangat jauh dan jarang bertemu denganku.
Oh ya, apa kabar diri? Baik-baik sajakah? (biarkan diriku yang menjawab, tak perlu tertulis hanya perlu tersirat dan dipahami) (wadaow, ini apa sih?hahaha)
Tentang mimpiku
‘Semua orang berhak bermimpi’. Benar bukan? Semua orang memang berhak bermimpi. Mereka ingin menjadi dokter, ingin mejadi nutrisionis, menjadi insiyur, menjadi apapun itu, semua hal tersebut adalah hak mereka.
‘Begitupula dengan impian’. Semua orang berhak memiliki impian. Mereka ingin ke Amerika, ingin membangun rumah sakit, ingin pergi ke Turki, ingin kemanapun itu, hal tersebut adalah hak mereka.
Beberapa hari ini, Alhamdulillah aku telah di terima di Universitas Swasta fakultas Kedokteran. Yah, Alhamdulillah. Tapi, hal yang inign kutulis kali ini tentang mimpiku.
Aku ingin jadi dokter. Dari dulu aku ingin jadi dokter. Aku ingin membantu orang yang kesusahan yang sedang sakit. Namun dibalik takdir ini, tersimpan begitu banyak perasaan, cobaan yang mungkin susah untuk dijabarkan namun bisa juga dijalani. Mungkin cobaan ini susah diiterima namun tersirat begitu banyak pesan bermanfaat ternyata. Dibalik perjuangan mendapatkan takdir yang tertuliskan untukku ini menyimpan sejuta rasa di dada.
1.   Sedih
Siapa yang tak sedih coba, kalau tempat yang diimpikan dan membuat kita berpikir itulah tempat yang terbaik bagi kita ternyata bukan tempat terbaik bagi kita menurut Allah. Sedih sekejap menusuk sinus arteriola jantung yang berdenyut menjalar ke kepermukaan jantung hingga ke bilik-bilik jantung(dibaca=rasanya sakit hati coy). Tapi, apa boleh buat, bukankah selalu ada yang terbaik dari Allah Ta’ala untuk kita? Jadi nggak usah sedih-sedih terlalu lama deh karena percaya deh pasti Allah memberikan yang terbaik untuk kita. Pasti! Selalu Ada yang terbaik untuk kita! Percaya deh!
Sebab awalnya aku berharap bisa menjadi mahasiswa di universitas negeri Kedoktran tapi Ternyata menurut Allah, aku lebih cocok di univ. Swasta kedokteran. Ya udah, nggak papa yang penting aku sudah berusaha, bukan?!

      2. Senang
Aku senang meski univ. Swasta dan mahal tentunya, hahaha. Fakultas kedokteran univ. Ini memiliki akreditasi A dan memiliki fasilitas yang cukup memadai dan aku bahagia juga ditempat ini, aku bahagia kok disini, hahaha. Meski mahal tapi, orang tuaku memang dari awal menyarankan diriku untuk kuliah di tempat tersebut. Jadi, aku bahagia... Masya Allah
  
 3.  Galau
Sempat beberapa hari galau sebelum ada pengumuman kelulusan di universitas tersebut, deg degan gimana begitu. Bagaimana nggak galau? Mengingat saat tes SBMPTN, terdapat kesalahan teknis dan fatal yang telah kulakuan, jadi aku tes di univ. Swasta fakultas kedokteran, dan pada akhirnya aku lulus di universites tersebut.

      4. Bersabar
Cobaan yang sempat menggemparkan hatiku ini. Lebih mengajarku untuk bersabar dan dewasa. Tahu kenapa? Karena aku merasa lebih dewasa dan jernih pemikirannya setelah sakit hati  yang kualami beberapa hari lalu. Sekarang, aku baik-baik saja dan tidak apa-apa.
Beberapa tahun mempersiapkan diri untuk masuk ke sebuah univ. yang kuinginkan hancur dengan kesalah teknis, kecil tapi fatal saat ujian berlangsung. Siapa yang tak gempar? Satu hal yang membuatku tenang adalah menerima semua ini takdir, bersabar, dan selalu berpikir semua ini adalah hal yang terbaik
Man Shabara Shafira
Kata Allah Ta’ala barang Siapa yang bersabar maka dia akan beruntung
Cobaan ini juga mengajarkanku untuk membuka pola pikir baru dan tidak terperangkap pada pemikiran anak remaja yang menatap semuanya secara idealis. Sebenarnya masih banyak perasaan lain yang sempat menerpa hariku saat itu. Tapi untuk saat ini, yah ini saja dulu lah. Hahaha....

Secara menyeluruh, cobaan ini membuatku menjadi lebih dewasa, tegar, dan kaya akan sudut pandang pemikiran. 
Terkadang kita harus merubah pola pikir untuk mendapati makna yang ingin Allah sampaikan pada kita atau terkadang kita harus diam, menunggu dan menjalani takdir yang ada dan pada pertengahan jalan takdir, kita mendapati jawaban akan pertanyaan-pertanyaan itu. (apa ini....sok dewasa sekali, hehehhe kalau tidak dimengerti abaikan saja yah...hahaha)

Selamat Menjalankan ibadah puasa!!hehehe




Tidak ada komentar:

Posting Komentar