Minggu, 30 Juni 2013

Insya Allah, Ada Jalan


Malam itu masih teringat saja, saat orang berkata ‘sudahlah istirahat dulu’. Malam yang ramai itu terasa sepi karena ayah dan ibu tak ada di sana. Mereka pergi ke suatu tempat dan aku disini bersama tante, kakak dan sepupu. 

 Entahlah, apa masalahnya, suasananya terasa tak sama saja, aku merasa sepi.  Biasanya malam seperti ini ditutup dengan semangat yang cetar mebahana dari keluargaku. Malam ini berbeda. Mereka ada disana dan kutahu sejuta doa telah terpanjat untukku, kesuksesanku di hari esok.

 Menengok malam itu lagi. Selama ini, aku tak tahu apa yang kulakukan. Hal yang kutahu adalah tidurku terpangkas selama berbulan-bulan, bergelut dengan buku itu, lebih banyak memakan buku daripada memakan makanan. Aku menjadi kurus dan orang juga bilang begitu, tapi aku tak perduli. Berusaha, kerja keras sudah terposter depan cerminku. Beberapa stiker telah terpasang disana. Man Jadda wa jada. Tapi satu hal yang kurang. Aku kurang istirahat, intinya seperti itu.

 Esok harinya, senyum merekah terpampang lebar di bibirku, semangat yang menggelora dan yakin dengan hasil tryout yang selama ini cukup memuaskan membuatku semakin yakin.  Aku yakin Allah bersamaku, Aku percaya.

Aku mengerjakannya begitu saja, aku mengerahkan semua kemampuan yang kumiliki dan kupelajari. Aku yakin aku bisa.

 Hingga ujian pertama itu berakhir. Tes kedua dimulai, aku mulai mengisi  informasi yang diperlukan. Pandangan mataku terhenti pada kolom kecil, terdiri dari tiga huruf yang perlu untuk dihitamkan. Astaghfirullah, aku lupa mengisinya saat ujian pertama.  Aku sungguh tak menyadari, aku melupakan sesuatu yang menurutku sangat crusial. Aku tak tahu, aku seperti dibuat lupa mengisi salah satu informasi yang penting di lembar jawaban itu. Aku benar-benar lupa dan dibuat lupa. Apa ini?kenapa ini? Apa yang salah? 

 Mungkin aku  kurang berdoa. Bodoh bukan! Kuakui aku salah, aku salah ya Allah. Mungkin aku kurang berdoa, aku tak tahu bagaimana perkataan itu muncul dipikiranku. Mungkinkah aku kurang berdoa?  Mungkinkah aku berdosa dan aku tak mengingatnya? Karena aku merasa kurang berdoa. Ampuni aku, ya Allah. Ampuni hamba yang bodoh ini. Aamiin...

Entahlah, konstrasiku untuk mengerjakan ujian kedua buyar sudah. Bodoh!Dasar Ceroboh!
Kau tahu pertama kali pikiranku melayang ke orang tuaku, aku tak tahu bagaimana. Apa yang akan kukatakan pada orangtuaku? Aku sudah belajar siang malam, dan semuanya berakhir seperti ini? Air mata berderai tak tertahankan, aku merasa sakit. Apalagi setelah, pengawas juga tak memeriksa apapun dari lembar ujianku, tak ada informasi apapun terhadap peserta yang meupakan informasi lembar ujiannya. Aku di buat lupa dan aku yang salah, aku tahu.

Pengawas ruanganku cukup merasa bersalah sebab ia tak mengecek apapun terhadap informasinya. Tapi, kepala pengawas ruangan dengan nada dinginnya membuatku semakin ingin menangis.  Aku kembali ke ruanganku dan mengerjakan ujian kedua itu. Jika ingin berpikir, kalian pasti tahu kualitas pikiran tak sama setelah apa yang kualami ini. 

Ya Allah cobaan ini sungguh sangat menguras air mata. Bukan main, persiapan perang masa depan menjadi seperti ini . ini Masa depan, kalian tahu dampaknya akan sangat besar. Ini masa depanku dan bagaimana nantinya? Air mata terurai lagi. Tapi sudah mulai berkurang. Soal belum dibagikan, masih ada sepuluh menit waktu menenangkan diri sebelum soal dibagikan.

Selama itu aku sibuk menenangkan diri. Aku berkata seperti ini
Aku yakin Allah masih bersamaku, aku masih percaya dan aku akan terus percaya. Anna, kita harus semangat masih ada kesempatan untuk bisa menggapai asa, tidak ada  yang tidak mungkin. Anna, kita bisa! Masih banyak peluang. 

Selama perkataanku itu, terselip doa dan linang air mata yang tak tertahankan. Beberapakali terselip tanya, mengapa aku? Mengapa ini terjadi padaku? Mengapa? Aku menjawabnya dengan 

pasti dibalik ini semua ada rencana Allah yang lebih baik untukku, pasti ada hikmahnya, pasti Anna. Pasti Allah telah memberikan takdir terbaik untukku. Anna, Semangat! Bisa!Bisa!

Semoga hal ini tak akan terjadi pada kalian yah!Aamiin... Aamiin ya Rabbal Alamiin

Saat ujian, kita harus teliti. Apalagi informasi dan data diri. Jangan pernah menyepelakan hal itu. Pokoknya, kita harus TELITI titik. Awas kalu tidak?! Tak makan nanti...hehehe (sok, maaf ya).

Kalaupun terjadi dan pernah kalian alami. Satu hal yang perlu kita ingat, bahwa ada rencana Allah yang lebih besar dan lebih indah untuk kita. Kita harus percaya, dan aku selalu percaya! Kalian? Kita harus percaya, kita harus bangkit dari semua ini. Masa karena setitik kesalahan yang terjadi, masa depan yang telah tersusun rapi dalam otak sirna begitu saja. Kita harus bangkit dan kita pasti bisa! Percaya deh!Bangkit! Insya Allah ada jalan (kayak nasyidnya Maher Zain gitu).

Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray

OOO Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astray
You’re the only one that showed me the
way,
Showed me the way2x
Insya Allah3x
Insya Allah we’ll find the way         (maher Zain on Insya Allah)

Satu hal lagi yang perlu kita ingat.Jangan pernah berpikir kalau ini semua salah Allah. Pernah aku berpikir tentang hal itu, sebenarnya. What a big mistake that i ever done.
Oh no! Jangan pernah! Biasanya kita itu kalau lagi bahagia, merasa ini semua terjadi karena diri kita sendiri. Giliran kena musibah alias cobaan mereka berkata ini semua karena Allah. Hey,hal itu karena salah kita juga kali! Siapa suruh sala! Benar nggak? Sebuah kesalahn besar yang pernah kulakukan, padahal ini semua salah aku sendiri.

Untuk ujian Allah kali ini. aku sadar bahwa ini salahku sendiri. Ingat yah, selalu ada rencana Allah yang lebih baik untuk kita, ketika kita berpikir positif, percaya deh maka hal yang terjadi selanjutnya adalah hal positif.
Bukankah Allah itu bergantung pada prasangka hamba-Nya. Jadi berpikir positif itu penting, ukhti!
Hal itu membuatku lebih tenang dan kembali bersemangat. Yah, Soal dibagi. Jangan samapi hal yang sama terulang kembali. Aku mengerjakannya lagi, meskipun ingatanku yang tadi sering datang kembali. Tapi aku tetap beruasaha.

Ujian berakhir. Aku sudah berusaha maksimal, walaupun jika hal pada saat ujian pertama tidak terjadi aku mungkin bisa lebih maksimal lagi. Tapi, apa boleh buat! Yah sudahlah!

Aku percaya masih ada harapan, Masih ada harapan semua akan baik-baik saja. Insya Allah ada jalan. Insya Allah pasti akan ada yang lebih baik.

Ukhtiku yang kusayang karena Allah. Doakan yah! Supaya semuanya baik-baik saja! Doakan aku yah supaya lembar jawaban itu bisa terbaca! Doakan aku yah supaya bisa menjadi dokter untuk menolong orang disekitarku karena Allah! Doakan aku yah supaya bisa dimudahkan jalannya menjadi dokter agar bisa menggeluti bidang yang sangat kusukai itu karena Allah! Aamiin...dan semoga kalian mendapatkan hal yang lebih baik juga. Aamiin..
Semangat ya ukhti!!!