Sabtu, 28 Januari 2012

Hati Ini Tak Sedih, Tak Ingin Lagi Bersedih


Bismillah
Hari Sabtu tiba, jreng, jreng, jreng, ƪ(º‚º)˥
Yah Masya Allah, hari itu tiba, setelah tujuh hari libur nggak jelas dan bertengger dirumah dengan kesibukan-kesibukan eh salah...maksudnya dengan sok kesibukan, hahaha.
Akhirnya hari yang membuat kalangan anak SMA cenat-cenut (hehehe) hari apakah itu? ulangan? Bukan. Hari ini adalah hari penerimaan rapor. (apakah kalian telah menduganya?) Yah, bertepatan dengan hari itu, Musyawarah rohis disekolahku dilaksanakan. Kemarin malam telah ada pemberi tahuan sebelumnya, jika musyawarah ini insya Allah dilaksanakan pukul 7 pagi. Hehehe, tapi  apa yang terjadi saudara-saudara? wadowh...aku bangun jam 8 pagi, jadi aku datang dengan keterlambatanku tapi parahnya lagi aku baru tiba disekolah jam 9 pagi.(sesungguhnya aku begitu membenci tren ngaret sekarang, namun mengapa sekarang aku terjerat dalamnya?) Hahaha,..dengan gaya senyuman dan cengar-cengirku aku langkahkan kaki ini ke mushollah
Apa yang terjadi, saudara-saudara? Ternyata, saya tak terlambat-terlambat amat...hehehe disana masih sedikit orang, masih ada yang lebih terlambat dari saya, hehee. Masya Allah, dan untungnya aku juga nggak ditanya “dek, kenapa telat?” jika ditanya seperti itu mungkin jawabanku seperti ini. “eng....itu k’ terlambatka bangun tadi hehehe
Diskusi mengenai AD-ART rohis disekolahku telah berlangsung, tak lama K’ bianglala Basmah datang, dewan penasehat yang begitu kurindukan. Ya Allah terima kasih telah mempertemukan kami kembali. tak lama, Andisa si awan putih juga datang, dari kejauhan aku melambaikan tangan, senyumnya yang terlihat kaku tapi manis (kalau nebaca ini Andisa semoga ndag besar ji kepalanya, hehehe). Berjabat tanganlah kami. Mungkin sekitar setengah jam atau mungkin tak cukup Andisa disuruh pulang lagi, yah...padahal aku baru saja bertemu dengannya, baru melepas rindu ini. Ia meninggalkan bayangannya disampingku.
Lanjut lagi diskusinya, tapi sebenarnya sudah banyak terdengar suara sumbang dimana mereka mengkhawatirkan rapornya. Aku juga merasakan hal yang sama, mana pertemuan guru di aula telah selesai, itu berarti orangtua sudah bisa mengambil rapor anaknya.
“kenapa belum ada?”
Dari tadi, aku sibuk menerawang ke depan aula. Ibuku belum datang, dan teleponnya juga belum ada.
“mana?mana?mana?”
Aku mulai khawatir, teman-temanku sudah mendapatkan rapornya. Tapi ibuku tak kunjung datang. Di saat yang sama AD-ART masih berlangsung.
“jadi rapart ini saya tunda” kata kakak ikhwan dari balik tirai alias hijab
Ya Allah terima kasih, rapatnya ditunda. Aku pengen mencari ibuku, aku mulai berjalan keliling didepan ruang guru aku mulai menelfon sana-sini ternyata ibuku tak membawa HP-nya, jadi saya bertongkol di depan ruang guru saja.
“anna...anna”
 Itu suara ibuku, aku berbalik-balik, mana ibuku yah? Aku balik ke belakang, oh itu dia, ibuku. Haha...hati ini terasa lega.
Aku dan ibuku masuk ke Aula, menerima raporku. Ya Allah, kenapa banyak yang turun sementara hanya beberapa yang langsung naik drastis?
Sebenarnya, aku ingin banget menangis saat itu. temanku yang mendapatkan nilai dengan cara yang tidak halal nilainya bagus-bagus.
Kenapa aku yang berjuang keras belajar hingga tidur hanya setengah malam mendapat hasil yang seperti ini, sementara temanku yang tidak belajar dengan lenggak lenggoknya mereka membuka contekan di HP, label, dll hasilnya tinggi-tinggi.
Tersbersit kata itu pada benakku. Berulang kali kuucap astagfirullah, tapi tetap saja hati ini sangat sedih. Adapun, temanku yang mengganggapku pelit, dan menilaiku buruk, bureng, dll. Membuatku bertanya, kenapa semua seolah terbalik.
Kenapa menyontek dijadikan tradisi pembodohan dinilai baik. Sedangkan, orang yang mengerjakannya dengan niat baik dinilai buruk oleh temanku. (sungguh ironis).
Aku terpaksa harus pergi ke sentral untuk menemani ibuku belanja. Selama perjalanan, meski aku berusaha tak meneteskan air mata, namun tetap saja air mata itu turun. Berulang kali ku ucap astagfirullah pada diriku untuk menjernihkan pikiranku kembali.
Lama,lama,lama aku teringat pada hadits ini
Rasulullah  bersabda:
“perhatikanlah orang-orang yang berada lebih rendah darimu, dan janganlah engkau melihat orang yang berasa diatasmu karena sesungguhnya itu lebih pantas untuk membuatmu tidak menyepelekan nikmat Allah yang ia karuniakan pada mu” (HR Bukhari dan Muslim)
K’ Maya pernah mengatakannya pada waktu tarbiyah. Hadits ini membuatku lebih tenang, air mataku mulai berhenti mengalir, hehehehe. Ya Allah terima kasih, Engkau memberiku petunjuk untuk mensyukuri nikmat ini.
Masih banyak temanku, yang nilainya juga turun dan masih banyak juga temanku yang nilainya lebih rendah dariku. Capek ini leher melihat ke atas terus, hahahaha, coba tengok kebawahmu, aku hanya melihat kakiku. Hehehe Maksudnya coba tengok orang yang lebih rendah nilainya.
Tapi masih sakit, dalam sini masih terasa sakit. Aku teringat lagi kalau fathimah (temanku) pernah bilang bahwa
Allah Ta’ala tak melihat hasil tapi melihat proses meraih hasil itu
Jika dianalogikan, bisa seperti ini: tak penting nilai tinggi itu jika kita mendapatkannya dengan cara yang tidak halal. Allah melihat proses, iya Allah melihat proses.
Wajah ini mulai tersenyum, langit mendung dihatiku sudah mulai reda. Jika saja ada Al-Qur’an waktu itu pengenka bacaki.
Tiba di sentral, ibuku sibuk beli pernak pernik, hahaha.
Hati ini tak sedih, hati ini tak ingin lagi sedih. Aku yakin dan percaya Allah Ta’ala itu adil, Allah Ta’ala itu baik, Allah Ta’ala itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Allah tak memberi apa yang kita inginkan, tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan
Siapa tau saja jika nilaiku tinggi aku akan sombong, siapa tau saja jika nilaiku tinggi aku malah tak bersemangat dan lalai. Apa yang harus kulakukan sekarang adalah lebih semangat lagi, lagi, lagi dan lagi akan kubuktikan aku bisa tanpa Nyontek, aku mampu mengimbangi kalian tanpa Nyontek, Insya Allah pasti Bisa!!!aku bisa karena Allah Ta'ala
Hati ini sungguh tak ingin terpuruk dalam kesedihan yang tak penting. Buka matamu, jreng...jreng...jreng... ƪ(*,*) ̸. Masih banyak yang lebih baik yang penting untuk ku kerjakan, pikirkan, dan perjuangkan. Wahai diri semangatlah! Anna Semangat!!!

3 komentar:

  1. wuahaha kenapa sepertinya kita merasakan hal yang sama waktu penerimaan rapor ini yahh?? aku juga malah sudah menangis-menangis hanya karena ranking turun. lalu seorang ibu temanku berkata, "apa sih itu? untuk apa kamu stress dengan nilai? itu hanya urusan dunia..."

    BalasHapus
  2. iya, betul itu disa. memang waktu itu serasa banyak yang hatinya mendung

    BalasHapus
  3. masyaAllah...
    adindaku sayang ^^ jangan bersedih ya~
    semua terjadi untuk yang terbaik :)
    Allah punya hikmah di balik setiap kejadian yang diberikannya untuk hambaNya ^^

    BalasHapus